Thursday, September 12, 2013

LIFE seems LIKE ROLLER COASTER

Once again, from another thread that I found from my online community made me desperately want to share my thought.

Alkisah pada jaman dahulu kala (meniru gaya ipin upin yang sering ditiruin Alex ama Lesha :p) ada seorang wanita hebat yang memulai perjalanan hidupnya dengan kecerdasan, kreatifitas, kerja keras dan keuletan sehingga mengantarkannya menjadi seseorang yang sukses dan berhasil memperkerjakan puluhan orang. Omzet yang semula hanya ratusan ribu rupiah melambung menjadi milliaran rupiah. Namun, setelah beberapa saat, usahanya mulai mengalami masalah, pegawainya menyusut drastis seiring dengan omzet yang merosot tajam. 8 outlet di banyak kota akhirnya gulung tikar dan hanya menyisakan sepetak outlet yang kecil. Yang biasanya menerima ratusan juta rupiah per bulan, tiba-tiba digit nol nya menggelinding dan juga masih terbebani oleh hutang.

Kalo itu terjadi pada anda, apa yang anda lakukan?
Terus terang, kalo itu aku, pasti aku udah sutris nganggur, ngomel ga karuan, bahkan mungkin ngutuk ga jelas, nangis ampe mbendul..hehehe...
Tapi yang hebatnya dari Teh Dewi, bisa bangkit dari kondisi itu, dengan omzet yang kalah jauh dari "masa keemasannya" beliau bisa menutup hutang puluhan juta rupiah. Dan yang aku sangat salut, beliau masih bisa tetep "waras" selama proses itu :D Semoga tambah sukses ya Teh Dewi, bangkit lagi menuju puncak yang lebih tinggi :)

Sepenggal kisah diatas, mengingatkanku kembali bahwa hidup bagaikan roller coaster. Ketika semuanya berasa sangat berat dan sulit, mungkin itu adalah saat-saat menuju puncak kesuksesan, seperti halnya roller coaster yang sedang menanjak menuju puncak. Pertanyaannya kemudian, apakah kita akan menyerah di tanjakan itu ato melanjutkan perjalanan? hmmmm...

Kemudian ketika semua serasa sangat mudah dan menyenangkan, mungkin adalah masa-masa harus waspada ibarat roller coaster yang sudah dipuncak dan mulai perjalanannya ke bawah.
"Ga mau ah ke bawah...mo tetep di puncak aja" itu mungkin respon yang wajar (responku aja kayak gitu hehehe :p) tapi kalo stagnan disitu maka perjalannya ga akan lanjut, ga akan tau kekuatan diri sendiri, mampu ga sampai puncak yang lebih dan lebih lagi :D

Ketika roller coaster hidup sedang meluncur tajam, idealnya berpikir untuk kembali ke puncak, tetapi sangat manusiawi (pembenaran diri sendiri benernya :p) untuk merasa takut, untuk merasa down. Ibaratnya ketika kita naik roller coaster dan sedang turun, apakah kita akan kena serangan jantung yang anfal ato siap untuk mendaki lagi..

Sikap kita ketika menikmati roller coaster hidup juga akan memberikan makna di kemudian hari. Apakah kita menikmati setiap detik prosesnya ato memilih mengejar bayangan masa depan ato bahkan menutup mata karena bayangan masa lalu dan ketakutan pribadi. Sekali lagi ibarat naik roller coaster : apakah ketika naik roller coaster, kita juga sambil menikmati setiap momennya dan juga pemandangan yang bisa terlihat dari puncak tanjakan? Ataukah terlalu sibuk memikirkan tanjakan dan turunan selanjutnya sehingga tidak melihat keindahan yang bisa dilihat dari puncak, tidak merasakan hembusan angin yang menerpa ketika terjun? Ato yang terburuk, kita menutup mata dan indera selama seluruh perjalanan itu?

Aku dan partnerku sering saling mengingatkan bagaimana dulu susahnya kami memulai usaha kami, juga masa-masa suram yang sempat bikin kami ingin membubarkan PT ini, masa-masa dimana sepertinya gali lobang tutup lobang ga henti, dan juga masa-masa puncak-puncak kecil yang berkesan seperti bisa naik pesawat pertama kali gara-gara "RUPS non resmi" pertama kali (ini aku sih mas :p), saat bisa numpang tidur di penthouse bintang 4 gratis (yang gara-gara training di Novotel Sby tuh.. :D), bisa mengajak pegawai-pegawai kami yang mungkin sebelumnya cuman bisa liat pesawat di TV akhirnya bisa terbang beneran ke SG hehehe... Puji Tuhan..

Hidup itu sendiri adalah anugerah..Jadi mari kita saling support, saling berbagi, saling mengingatkan...Ibarat naik roller coaster tentu tidak akan mengasyikkan ketika kita menjalaninya sendiri :)

Courtesy : Teh Dewi Veronica & IIDB

2 comments:

PRofijo said...

Hidup itu naik turun, semakin terjal yang harus didaki, semakin tinggi puncak yang kan digapai. Memang butuh kekuatan lebih untuk menjalaninya....

arilex shop said...

betuullll prof :D